Saya
menyukai buku ini karena buku ini adalah sebuah novel menggugah yang
mengajarkan saya akan apa arti tegar , kuat , mandiri , dan cantik sebenarnya.
Di usia
yang masih sangat muda, 19 tahun , Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz ,
anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan . Ayah si bayi sendiri ,
Brian , tidak mau mengakui anaknya . Pertentangan dari keluarga Lana jelas
terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.
Hidup
yang berat bagi Lana . Di usianya yang ke-25 , dia memutuskan untuk tinggal
sendiri bersama Denniz dan mebiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai
staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.
Memiliki
Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan
kagum , iba , sinis , ataupun jijik ketika Denniz memanggilnya ”mama” . Semua
itu tidak mengubah apapun , dia tetap mencintai Denniz dan menganggap
keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.
Cintanya
kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri,
termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan
untuk mendampingi hidupnya kelak.
Lantas ,
Bagaimanakah ketika sosok Dhimas, lakilaki keren dan pujaan banyak wanita
memasuki kehidupannya?
Sungguh
, sebuah sebuah cerita menarik yang sangat inspiratif ! Mengalir hingga ke
lubuk hatidan pikiran saya .